Ponsel Huawei seri C6100

Written By Amateur Person on Thursday, December 17, 2009 | 1:03 AM


Jakarta - Bakrie Telecom memasok 100 ribu unit ponsel Huawei seri C6100 yang memiliki kemampuan untuk menjadikan nomor telepon Esia sebagai PIN untuk berkomunikasi pesan instan layaknya BlackBerry Messenger.

Menurut Wakil Direktur Utama Bakrie Telecom, Erik Meijer, ponsel bundling yang diberi nama "Hape Esia Online" ini bisa membuat pelanggan sesama Esia saling berkomunikasi (chatting) dan berkirim foto seketika (real time).

"Untuk tahap awal, kami mendistribusikan 100 ribu unit. Pasokan akan kami tambah lagi jika permintaannya tinggi," kata Erik dalam keterangan tertulis yang detikINET kutip, Rabu (16/12/2009).

Ponsel yang dibanderol dengan harga Rp 699 ribu itu akan membidik segmen anak muda. Itu sebabnya, aplikasi yang ditawarkan masih seputar jejaring sosial dan pesan instan yang banyak diminati, misalnya, Facebook, Yahoo Messenger, Google Talk, dan Opera Mini.

Kata Erik, aplikasi yang berjalan di ponsel ini merupakan aplikasi resmi dari perusahaan penyedia layanannya, bukan hanya tautan situs (weblink) belaka.

"Dengan aplikasi resmi ini maka pelanggan Esia bisa langsung menggunakan semua aplikasi sebagaimana layaknya aplikasi di hape smartphone," kata dia.

Kehadiran ponsel ini mendapat dukungan dari sejumlah perusahaan internasional seperti Facebook, Yahoo, Opera, Qualcomm, Huawei, Miyowa dan CDMA Development Group (CDG).

"Semuanya memberikan dukungan pada saat pengenalan pertama kali ponsel ini di ajang CDMA Summit 2009 di Hongkong awal Desember lalu," ujar Erik

"Hape Esia Online" sendiri merupakan ponsel dengan platform CDMA Qualcomm yang dilengkapi tombol Qwerty dengan layar QVGA 2.4 inch. Ponsel ini juga bisa dijadikan sebagai modem internet.

Fitur lain yang ditawarkan ponsel ini, antara lain, digital camera, slot kartu memori microSD, serta pemutar musik dengan format file MP4, MP3, dan AAC.

Dikutip dari detik.com
1:03 AM | 0 comments | Read More

Beda Lokomotif Satu Gerbong

Mengingkapi banyak kejadian yang terjadi, khususnya di sini. Jadi banyka berfikir kenapa banyak yang salah kaprah atas kejadian dan apa yang seharusnya dilakukan.
Seperti 1 gerbong yang ditarik oleh 2 lokomotif, walaupun bertujuan ke tempat yang sama, tapi tetapa akan sangat membahayakan gembong yang ditarik, sementara tidak akan mempengaruhi lokomotifnya.
Bayangkan bila lokomotif yang seharusnya membawa gerbongnya sendiri tetapi malah menarik gerbong yang lain yang sudah memiliki lokomotifnya tersendiri, sementara masinis yang seharusnya ada di lokomotif ikut di dalam gerbong bersama sama kami yang memang seharusnya di dalam gerbong.
Apa yang akan terjadi bila terus di biarkan, apakah kita harus keluar dari gerbong ? Entahlah yang pasti kita masih harus tetap di dalam gerbong tanpa tahu apa yang harus dilakukan, dan "The Show Must Go On" yu kita lanjutkan keanehan ini..
12:53 AM | 0 comments | Read More

Adu argument ?

Written By Amateur Person on Tuesday, November 3, 2009 | 7:19 PM

Katanya adu argument tapi kho bisa sampe begini yah..

7:19 PM | 0 comments | Read More

Hati-hati dengan ATM Debit

Written By Amateur Person on Tuesday, August 4, 2009 | 2:55 AM


 Maling Berteknologi Canggih

Kapolwil: Ini Yang Pertama di Indonesia
SURABAYA - Pemegang kartu ATM yang juga berfungsi sebagai kartu debit kini harus lebih waspada. Sebab, pelaku kejahatan semakin canggih dalam beraksi. Kartu debit pun sangat mudah dibobol.

Kemarin, Unit Idik IV Tipiter (Tindak Pidana Tertentu) Satreskrim Polwiltabes Surabaya mengungkap kasus pembobolan kartu debit BCA dengan modus baru. Ho Tony Laurentius Hosana, tersangka kasus itu, menyadap data nasabah melalui alat canggih bernama skimmer. Data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam "kartu kosong" (white card) miliknya.

Kapolwiltabes Surabaya Kombes Pol Anang Iskandar menyebutkan, kasus yang diungkap anak buahnya kemarin itu merupakan yang pertama di Indonesia . "Sepanjang pengetahuan saya, belum ada satu pun pengungkapan kasus kartu debit yang dilakukan polisi. Jadi, pengungkapan ini merupakan yang pertama," kata Anang yang didampingi Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Mujiyono..

Barang bukti yang disita polisi cukup banyak. Di antaranya, sebuah card reader/encoding merek Axicon, sebuah laptop, dan sebuah skimmer (pembaca data) merek Axicon. "Alat penyadap data nasabah tersebut dibeli tersangka di Hongkong," ungkap Anang.

Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos, pengungkapan tersebut bermula dari laporan BCA ke Mabes Polri pada Juli lalu. "Saat itu, BCA melapor adanya komplain transaksi dari para nasabah senilai Rp 300 juta dalam dua bulan terakhir," katanya.

Selanjutnya, tim Eksus (Ekonomi Khusus) Bareskrim (Badan Reserse Kriminal) Mabes Polri turun tangan untuk menyelidiki dan memeriksa sejumlah saksi. Hasilnya, diketahui bahwa transaksi dan "jebolnya" kartu debit BCA itu terjadi di Surabaya .. Mabes Polri pun memerintah Polwiltabes Surabaya untuk mengungkap kasus tersebut.

Penyelidikan yang dipimpin Kasubnit Idik IV Iptu Mulyadi tidak sia-sia. Polisi mencurigai Ho Tony Laurentius, 24, warga Regensi Blok A 21, Klampis Ngasem, Surabaya . Bos butik tersebut terbukti menyadap data nasabah BCA saat ada pembeli yang membayar melalui emisi debit BCA di tokonya.

Kepada penyidik, Tony mengakui semua perbuatannya. "Saya memang berniat membobol kartu debit para pelanggan yang berbelanja di toko saya," ungkapnya.

Salah satu buktinya adalah kenekatan Tony membeli skimmer dan card reader/encoding merek Axicon tersebut di luar negeri. "Alat itu dibeli di Hongkong seharga hampir Rp 50 juta," jelas Kanit Idik IV AKP Nunuk.

Anang menjelaskan, modus yang dilakukan Tony sebenarnya cukup sederhana. "Jadi, setiap ada pelanggan yang membayar melalui kartu debit, dia hanya perlu mengintip dan mengingat enam digit PIN pelanggannya. Hal tersebut tidak terlalu sulit karena saat nasabah memasukkan PIN, biasanya gampang dilihat," ujar orang nomor satu di jajaran kepolisian Surabaya tersebut.

Selanjutnya, skimmer canggih merek Axicon yang dibeli Tony jauh-jauh dari Hongkong itulah yang bekerja. "Saat pelanggan menggesek kartunya, hanya butuh beberapa menit, semua data rekening bank milik para pelanggan berpindah ke laptop Tony," jelasnya. Tampaknya, Tony menghubungkan EDC (alat pendebit kartu BCA) dengan skimmer, kemudian disambungkan ke laptop-nya.

Kemudian, data tersebut dimasukkan ke dalam kartu kosong yang telah disiapkan. "Setelah semua data masuk, Tony tinggal memasukkan PIN yang sebelumnya diintip.. Selanjutnya, dengan bebas dia menguras isi ATM korban," ungkap perwira dengan tiga mawar di pundak tersebut. Namun, belum lama beraksi, Tony ditangkap polisi. (ano)

 

 

 



__._,_.___
2:55 AM | 0 comments | Read More

My First Online experience

Written By Amateur Person on Monday, July 13, 2009 | 12:55 AM

Pertama kali bisa Online tuh waktu di kerja di kantor sebelumnya kira kira tahun 2000, di perusahaan distributor cat.
Waktu itu saya sering kerja keluar pulau untuk urusan pekerjaan, masih ingat waktu itu kalau pas pergi ke luar pulau semisal ke Kalimantan, kita dibekali 1 buah Laptop berikut printer kecil sebagai alat untuk kerja.
Bila sedang di kantor cabang, saya sempat curi curi untuk online via dialup telkom. Waktu itu saya penasaran untuk online karena penasaran dengan HP Siemens saya (tipe S45)yang ingin saya 'oprek', karena waktu itu saya bila sedang di Kantor pusat hanya bisa beremail ria, jadi bila sedang membutuhkan untuk online tidak bisa dilakukan. Karena penasaran untuk oprek HP saya waktu itu, akhirnya waktu di kantor cabang saya coba-coba online, walau dengan pengetahuan yang sangat minim soal internet tapi saya tetap memberanikan diri untuk online, karena saat itu bila sedang di kantor cabang agak sedikit bebas untuk melakukan dial up untuk berinternet ria.
Dengan hati was was, saya akhirnya bisa memuaskan kepenasaran waktu itu, tidak lama dari situ akhirnya saya pindah tempat kerja.
Ditempat kerja yang baru saya bisa berinternet dengan bebas, seperti kucing menemukan ikan asin saya sampai pulang malam hanya untuk internetan di kantor, tapi itu saya lakukan tidak lama hanya beberapa hari saja. Yang paling mengasikan waktu itu adalah download program, tapi karena keterbatasan Bandwith dan sangat lambatnya koneksi waktu itu yang menyebabkan malasnya berinternetan lagi, sampai akhirnya saya mencoba messanger dan berkontak dengan dengan teman di kantor lama serta teman dikantor baru, bersebelahan pun waktu itu kita berbicara via messanger, sampai akhirnya messanger dilarang dan hanya diperbolehkan untuk orang-orang tertentu.
Gara-gara messanger ini saya masih kontak sampai sekarang dengan teman yang sudah terpisah negara.
Itulah sedikit pengalaman beronline.
12:55 AM | 0 comments | Read More

How Are They Diagnosed Cataract

Written By Amateur Person on Tuesday, January 13, 2009 | 11:21 PM

How Are They Diagnosed?
Although you might think you have a cataract, the only way to know for sure is by having an eye examination. Should your eyecare professional find a cataract, he or she can monitor it and advise you about any future treatment.

Treatment Options
In most cases, the only cataract treatment option is surgery. Your eyecare professional will remove your clouded lens and, in most cases, replace it with a clear, plastic lens. Cataract surgery is quite successful in restoring vision. In fact, it is one of the most common surgeries performed in the United States, with more than one million surgeries done each year.

If your eyecare professional finds a cataract, it may be several years before you need surgery. In fact, you might never need surgery. If you have a cataract, it's important to have your vision tested regularly. That way, you and your eyecare professional can determine when you might need treatment.

Slowing Down Cataract Development
Currently, there is no cataract cure or way of reversing cataracts, and it may not be possible to prevent them. But there are some things that you can do to possibly slow down the rate at which they form. Some of these cataract prevention measures include:

Regular eye exams
Certain lifestyle and dietary changes.
11:21 PM | 1 comments | Read More
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...